watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BIRAHI ADIK KELAS

Mengenang kembali masa kuliah, dimana aku
mempunyai seorang adik angkat, Ni Chen
namanya...itu hanya nama Mandarin yang
kuberikan padanya, sebenarnya dia keturunan
Jawa murni, hanya saja, dia memang tak seperti
gadis jawa pada umumnya...
Lahir pada tahun 1984 atau 3 tahun lebih muda
dariku, Ni Chen duduk selisih beberapa semester
di bawahku, tapi karena ada beberapa mata kuliah
dasar yang kuulang, jadilah aku bertemu
dengannya.
Awal-awal pertemuan, Ia tampak sangat judes
denganku, padahal aku juga sama sekali tak
punya ketertarikan padanya, hanya sekedar
formalitas sapaan yang selalu kuberikan hampir
kepada semua rekan kuliahku...
Tetapi akhirnya kami jadi begitu dekat, bahkan
saling menganggap kakak dan adik karena
mantanku notabene adalah teman baiknya, dan
kami sering diskusi bersama...Dia juga pada
akhirnya memanggilku "Koko"...
Hari itu begitu panas, ditambah mata kuliah
auditing yang membuatku serasa ingin cepat-
cepat pergi dari kelas, bukan karena aku malas,
tapi karena enggan melihat wajah dosenku yang
killer dan suka "nembak" siswa yang
dianggapnya "sok pintar"...
Di lapangan parkir, aku sudah bersiap
mengenakan helm & men-starter motorku saat
tiba-tiba kurasakan jemari lembut meraih dan
menggayut di lenganku...
"Ko..."
aku menoleh reflek..."Eh, Ni Chen...ada apa?",
sahutku urung mengenakan helm...
"Anterin Ni Chen dong...lagi pengen makan
bakwan yang baru di Jalan T. itu lho..."
"Hmmm...sebenarnya aku nggak terlalu lapar sih,
tapi ayo-lah..."
Kulihat sepintas senyumnya tampak lain hari itu,
tapi aku tak perduli...
Tak sampai 10 menit, kami sampai di Bakwan T.
yang lumayan terkenal di kota kami, letaknya tak
jauh dari sebuah sekolah tinggi informatika,
hmmm...kebetulan pemiliknya adalah istri pelatih
musikku, Ci Jen Yi namanya...
Begitu kami masuk, Ci Jen Yi yang duduk di meja
kasir langsung menyambutku karena dari jauh
sudah mengenali aku & motorku...
"Lho...Lie, lama nggak main kesini, wah...pacar
baru ya?" Ci Jen Yi langsung nyerocos begitu
rupa...
Tanpa kusadari, Ni Chen menggamit lenganku
dengan manja...dan dagunya disandarkan pada
pundakku...
"Ni Chen...jangan gitu ah, malu nih..."
"Aaah..Koko jahat ah, gini aja gak boleh..."
kecamnya dengan muka merengut...
Ci Jen Yi tertawa melihat ulah Ni Chen....
"Ah, kalian ini, dasar anak muda, ya udah,
pesenannya kaya biasa kan?" Tanpa menunggu
jawaban Ci Jen Yi segera berlalu ke dapur &
menyuruh pelayannya menyiapkan pesanan
kami...
Selang kami duduk berdua, Ni Chen memulai
pembicaraan yang tak pernah kulupakan, dan
juga sedikit kusesali setelahnya.
"Ko, jangan marah ya, aku mau ngomong serius
nih sama koko..."
(Aku tetap diam sambil menyeruput es jeruk
manis dari gelasku)
"Beberapa malam ini tuh aku terus ngimpiin koko
dalam tidurku"
(Aku hampir saja mati tersedak..., tapi aku tetap
berlagak bego...)
"Lha, kok bisa sih Chen...", sahutku polos sambil
menatap matanya, dan baru kusadari, dia
serius...
"Entahlah, mungkin aku mengagumi koko yang
selalu tampil dewasa & sering kasih aku nasihat
dalam kuliah, koko juga satu2 nya orang yang
selalu ada buatku saat ada
masalah...sepertinya...aku...jadi malu sama
koko..."
"Kenapa harus malu...?" Tanyaku mulai tak
sabar...
"Koko sibuk nggak, temani Ni Chen di rumah
ya...ada soal Excell yang rumusnya bingung, dari
kemaren salah terus..." Jawabnya mengalihkan
topik pembicaraan...
Aku mendengus perlahan (kesal sih...), tapi tetap
bersabar...
Selesai makan, dia langsung kuantar pulang,
setelah memasukkan motor ke garasi rumahnya
yang hanya 10 menit perjalanan dari
kampus...akupun masuk ke rumahnya,
mengagumi setiap sudut eksotis interior
rumahnya yang baru dibangun ayahnya,
seorang aktivis LSM terkemuka, dan juga
menyempatkan diri mematung sebentar di depan
kolam ikan di tengah rumahnya...cari
inspirasi...hehehe...
Sepertinya rumah itu sedang kosong, 2 hari yang
lalu aku ingat kalau Ni Chen bilang kedua orang
tuanya pergi ke sebuah acara di Jakarta,
sementara adiknya masih latihan basket sampai
malam...
"Koko...sini masuk..."
Sapaan Ni Chen mengagetkanku, aku pun segera
melangkah masuk ke kamarnya yang penuh
dengan peralatan fitness, buku, dan...beberapa
pakaian dalam sexy yang sedikit berantakan...
"Aduh maaf ya, tadi bangunnya kesiangan, jadi Ni
chen lupa mau beresin kamar", sahutnya sambil
memunguti beberapa celana dalam hitam
berenda...
Tanpa sadar aku membayangkan Ni Chen yang
berkaki jenjang & putih mulus itu sedang
mengenakan CD itu...hmmm...
"Hayo ngelamun apa!", gertaknya sambil
memukul bahuku...
"Ah, nggak kok..." Buru-buru kubuka laptop
Toshiba warna silver nya yang sedang dalam
kondisi hibernate, setelah layar menyala, kulihat
bahwa media player dalam keadaan menyala,
karena penasaran film apa yang dilihat Ni Chen,
aku me-restore windownya, saat itu ni Chen
pergi ke dapur mengambilkan minum...
Jreeeng....
Apa aku nggak salah nih...Film yang ditonton Ni
Chen memperlihatkan seorang gadis Jepang yang
telanjang sambil mengangkangkan kaki,
menikmati sentuhan jari seorang pria
bertato...lenguhan gadis dalam film itu
membuatku sedikit terangsang...
"KOKO....!!!!!", "OH NO WAY !!!"
Jeritan Ni Chen membuatku kaget dan langsung
berdiri membelakangi Laptop di meja belajar Ni
Chen dan gelagapan...
"Chen, sorry, aku nggak bermaksud..."
"Sudah!!!" Ni Chen memerah mukanya sembari
menutup laptopnya sedikit kasar...
Dia duduk di meja belajar sambil nafasnya terlihat
memburu, dia hanya diam dan memandangku
penuh makna...dia terlihat sangat marah...
Aku perlahan duduk di tempat tidur depan meja
belajarnya sambil menunduk...
"Chen...maaf, koko nggak tahu, tadi koko hanya
bermaksud menutup film itu..."
Aku berusaha sebisa mungkin tak menyinggung
masalah film itu...tetapi Ni Chen sepertinya tetap
ingin membahasnya...
"Ko, maafkan Ni Chen ya sebelumnya..."
"Ni Chen nggak tahu mulai kapan, tapi Ni Chen
sepertinya suka sama koko..."
"Kadang Ni Chen suka membayangkan Koko ada
disini, menemani aku tidur, memeluk aku, laying
on my top..."
"STOP..." you don't know what you've said...
"But I...Ko...I'm so sorry..."
(Kami masih berdialog dalam bahasa Inggris, aku
suka melakukannya dengan Ni Chen karena dia
pernah tinggal di Singapura dan aku butuh
sparring partner dalam meningkatkan
kemampuan speaking-ku)...
"Apa sih yang membuat kamu tertarik secara
seksual sama aku..., kurasa banyak pria lain yang
lebih menarik & cukup dekat dengan kamu?"
Ni Chen terdiam...dia hanya melangkah mendekat
ke arahku, menarik kedua lenganku, membuatku
berdiri, dan secara cepat dan tak terduga, Ni Chen
mendorongku ke atas tempat tidurnya, dan
memelukku sambil menangis...
"Aku hanya sayang sama koko, cuma koko yang
bisa mengerti aku, please...ijinkan aku memiliki
koko sepenuhnya, walau hanya hari ini..."
"Aku sering iri mendengar cerita CiCi Cha Lien
(mantanku), bahwa koko dulu begitu romantis &
penuh pengorbanan sama Ci Cha Lien...aku tahu
koko bisa memberikan rasa itu sama aku..."
(Dalam hati : Damn you, Cha Lien...kenapa
pengalaman pribadi kita kau ceritakan sama
seorang gadis yang sudah kuanggap adikku
sendiri...)
"Tapi...", selanjutnya aku tak mampu berkata-kata
lagi....
Bibir Ni Chen yang padat penuh namun mungil
dan merah merekah itu melumat bibirku dengan
penuh nafsu...
Mulanya aku tahan sebisa mungkin gejolak
nafsuku, aku tak mau mengikuti permainan Ni
Chen, tapi lama-kelamaan pertahananku goyah
juga, Ni Chen yang begitu polos dimataku
ternyata adalah seorang gadis yang cukup liar di
ranjang, tangannya menyelusup ke dalam T-Shirt
Guess hitamku, mengangkatnya ke atas dan
lidahnya spontan menjilati dada bidangku,
sesekali menggigit putingnya, membuatku
menggelinjang kegelian...
Tak sadar aku meremas payudara Ni Chen yang
masih terbungkus blouse coklat rimple yang
masih menutupinya, terasa kenyal dan padat,
tidak terlalu besar, namun proporsional dengan
tingginya yang 165 cm itu...Ni Chen melenguh
disertai sedikit geraman liar, buru-buru dibukanya
kancing blousenya, membiarkan tanganku lebih
leluasa meng-eksplorasi dadanya yang indah
itu...sungguh putih, halus, dengan putting merah
kecoklatan yang tegang...
Aku menarik tubuh Ni Chen yang sedang
menindihku sedikit ke atas, lalu kukulum putting
payudaranya perlahan, kuberikan tekanan-
tekanan intens dengan lidahku, sementara
tanganku menelanjangi sisa pakaian bagian
atasnya...Lalu untuk pertama kalinya, kami
berciuman dengan sangat-sangat liar, semua itu
benar-benar membuatku lupa bahwa selama ini
hubungan kami dibatasi oleh jarak kakak adik
yang begitu erat...
Ni Chen lalu membuka kancing celana jeans ¾
nya, memelorotkannya sebatas paha, dan
menyusul celana dalam hitam berendanya yang
sexy...memberikan aku tontonan luar biasa,
gundukan daging putih dengan rambut-rambut
yang amat halus, sedikit lebat di bagian atas,
namun jarang di bagian belahannya,
menampakkan belahan bibir vagina berwarna
merah yang sedikit basah...
Tanganku dibimbing Ni Chen untuk bermain di
seputar vaginanya, juga klitoris mungilnya yang
tampak sangat menggairahkan...Dia terus
mengerang nikmat, sementara kedua tangannya
terus melepas celananya, membuangnya ke
lantai, dan kini yang kudapati adalah Ni Chen yang
polos tanpa sehelai benangpun, dan dia duduk di
atas dadaku...
Tiba-tiba dia naik, menyorongkan vaginanya ke
mulutku, aku yang kaget langsung gelagapan
menerima sodoran belahan daging segar nan
hangat itu...Sluuurrrpp...lidahku pun mulai
menjelajah dangkalnya vagina Ni Chen, berusaha
masuk lehttp://www.google.co.id/bih dalam
dengan memutar-mutarnya, sementara tanganku
asyik meremas kedua buah dadanya yang
semakin tegang...
Di tengah permainan, Ni Chen tiba-tiba turun dari
tempat tidur, menarik paksa celana jeans dan
celana dalamku yang sudah setengah
turun...membuat penisku yang tegang berdiri
tegak....Ni Chen tampak takjub memandang
penisku yang tak panjang, tetapi sangat tebal
itu...Dia langsung menggenggamnya, dan
selanjutnya kecipak lidahnya bermain mengulum
penisku dengan gerakan yang sangat
menggairahkan, seringkali sorot matanya tampak
tajam saat menghisap, lalu memejamkan mata
saat menghunjamkan mulutnya ke pangkal
penisku, memberikan sensasi yang luar biasa
15 menit kami bercumbu, aku takut ada yang
datang ke rumah, maka ingin segera kusudahi
permainan ini...aku mengocok vagina Ni Chen
dengan jari tengahku dengan cepat, sementara
kakinya mengangkang di tepi tempat tidur...aku
mendekat, kugesekkan kepala penisku di tepian
vaginanya...dan langsung kudorong sekali masuk
dengan sedikit memaksa...terasa licin dan
hangat...
Oooouuuggghhh...hmmm...aaghhh...Koko....
erang Ni Chen...
Aku meremas pantat Ni Chen dan segera
menggoyangnya maju mundur, sesekali kucium
bibirnya dan kumainkan payudaranya dengan
lidahku...
Vaginanya masih rapat walau ia sudah tak lagi
perawan, sangat sensasional...
Pijatan Vagina Ni Chen membuatku cepat-cepat
ingin menumpahkan maniku ke dalam
kehangatan vaginanya...Tak terasa 30 menit kami
bergumul dalam posisi yang berganti-ganti...
“Chen...koko mau keluar...”
“Please koko...keluarin di dalem aja, nggak papa
kok...please, give me your cum...”
Aku semakin mempercepat kocokan batang
penisku...
“Ohhh...ssooo...Greaattt...koko...I'm
cumming...Eeeennggghhh...Ahhh...”
Ni Chen menghentakkan vaginanya ke depan
menyambut penisku dengan sangat dalam....
Aku yang sudah tak tahan langsung
memuntahkan amunisiku dengan ganas...
Crrooottt...crottt...crrttt....
Entah berapa kali aku menyemburkan maniku,
hingga meluber keluar dari vagina Ni Chen...
Masih tak puas, aku menyodorkan penis bersalut
mani dan cairan kewanitaannya ke mulutnya
yang masih menganga...kudorong sampai
dalam, dan Ni Chen dengan lahapnya menghisap
bersih penisku sampai lemas...
Kami lalu berciuman dan berpelukan mesra...Hari
sudah menjelang malam...
Kami buru-buru membersihkan diri di kamar
mandi dan segera berpakaian, lalu aku segera
duduk di ruang tamu...
Ni Chen membuatkanku secangkir teh manis
hangat dan menemaniku duduk...
“Ko...thank you so much, you're so adorable...”
Katanya memuji...
aku hanya mengecupnya, tak sanggup berkata
apa-apa...Lalu segera pamit pulang
Di depan pagar rumahnya, kembali ia mengecup
lembut bibirku...
Selama beberapa bulan selanjutnya, hubungan
kami masih berlanjut, sampai akhirnya dia
memutuskan untuk meneruskan pendidikannya
di Singapura...
Banyak kenangan manis yang telah kami lewati
berdua, semoga tetap jadi kenangan manis bagi
kami berdua, walau tak berujung bersatunya
kami...Yeah, actually, we're totally different...


Adult | GO HOME | Exit
1/1285
U-ON

inc Powered by Xtgem.com